Salah satu pembahasan dalam statistik adalah mencari suatu angka dimana nilai-nilai dalam suatu distribusi memusat. Angka yang menjadi pusat dari suatu distribusi disebut dengan ukuran gejala pusat. Ukuran gejala pusat merupakan suatu bilangan yang menunjukan sekitar mana bilangan yang ada dalam sekumpulan data tersebar, sehinggga ukuran gejala pusat sering disebut dengan dengan harga rata-rata.Ukuran gejala pusat yang akan dibahas dalam bab ini adalah: Mean (rata-rata hitung), rata-rata ukur, rata-rata harmonik, dan modus. Sementara untuk ukuran letak yang dibahas adalah median, kuartil, desil dan persentil.
Mean atau rata-rata hitung
Istilah mean lazim digunakan dalam statistik, yang dimaksud mean disini adalah rata-rata hitung. Mean atau rata-rata hitung dihitung dengan jalan membagi jumlah nilai data dengan jumlah data. Simbol mean/rata-rata hitung untuk sampel ditulis X̅ (eks garis) sedangkan rata-rata untuk populasi dipakai simbol µ (mu).
Menghitung mean untuk data yang tidak
dikelompokan
Jika
kita mempunyai data masing-masing nilainya adalah x1,
x2, x3 ……xn maka meannya dapat dirumuskan
sebagai berikut:

Atau bisa disingkat dengan rumus:
x = nilai tiap data dan n = jumlah data
simbol Σ disebut “sigma” (huruf Yunani) yang mempunyai arti jumlah.
Contoh 1 : Mean yang tidak tertimbang
Nilai ujian dari 5 orang mahasiswa yang
diambil sebagai sampel dari sebuah populasi adalah 80, 80, 75, 95, 100. Tentukan rata-rata nilai ujian
kelima orang mahasiswa tersebut. Dengan mengunakan rumus di atas diperoleh hasil
sebagai berikut:
Jadi rata-rata nilai ujian dari kelima mahasiswa tersebut adalah 80.
Contoh 2: Mean yang
ditimbang
Mean yang ditimbang adalah mean
yang memperhitungkan frekuensi tiap-tiap nilai dari variabel. Di bawah ini disajikan data mengenai
besarnya pendapatan dari 40 pedagang.
Dari data di atas rata-ratanya dapat dihitung sebagai berikut:
Menghitung
mean untuk data yang dikelompokan
Sejauh ini kita telah membahas
bagaimana menghitung mean untuk data yang tidak dikelompokan/berdistribusi
tunggal. Permasalahan yang timbul apabila kita mempunyai data yang banyak
sehingga bila kita hitung dengan distribusi tunggal tidak efisien dan memakan
tempat, untuk itu kita kelompokan data yang ada ke dalam distribusi frekuensi
seperti dalam pembahasan distribusi
frekuensi. Pada hakekatnya
dalam menghitung mean data yang dikelompokan tidak berbeda dengan data yang
tidak dikelompokan, perbedaanya nilai X tidak mewakili individu tetapi titik
tengah dari kelas interval. Mean untuk data yang sudah dikelompokan dalam
distribusi frekuensi dapat dicari dengan mengunakan rumus:
Kita akan menghitung rata-rata nilai ujian statistik dari 80 mahasiswa yang
sudah dibuat distribusi frekuensinya (Materi sebelumnya). untuk keperluan tersebut kita buat tabel
seperti berikut ini:

Dari tabel di atas diperoleh Σ fx = 6070,0
dan Σf = 80 dengan mengunakan rumus di atas rata-rata nilai ujian statistik dari 80 mahasiswa
adalah:
6070,0/80 = 75,87
MODUS
Modus digunakan untuk menyatakan fenomena yang paling
banyak terjadi atau paling banyak ada, ukuran modus disingkat Mo. Untuk
keperluan perhitungan kita mengenal dua jenis modus yaitu modus untuk
menghitung data yang tidak dikelompokan dan modus untuk menghitung data yang
dikelompokan.
Modus untuk data yang tidak
dikelompokan
Data yang tidak dikelompokan
disebut juga dengan data tunggal, suatu angka atau bilangan yang paling sering
terjadi atau suatu nilai frekuensi yang mempunyai frekuensi terbanyak.
Contoh:
Diperoleh data sebagai berikut:
12, 34, 14, 34, 28, 34, 34, 28,
14
Dari data tersebut modusnya
adalah nilai 34 karena frekuensinya yang terbanyak, yaitu 4. Dalam beberapa hal
bisa saja data tidak mempunyai modus karena tidak ada data yang nilainya
terbanyak, Jika data telah disusun dalam tabel distribusi frekuensi, maka untuk
mencari modus dapat ditentukan dengan mengunakan rumus sebagai berikut:
Dimana:
b : batas bawah kelas modal,
yaitu kelas interval dengan frekuensi terbanyak.
p : panjang kelas
modal
b1 : frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas
interval dengan tanda kelas yang lebih kecil sebelum tanda kelas modal
b2 : frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas
interval dengan tanda kelas yang lebih besar sebelum tanda kelas modal
Contoh :
Kita
gunakan data distribusi frekuensi nilai ujian statistik dari 80 mahasiswa
kemudian kita hitung modusnya.
| Nilai | Frekuensi |
|---|---|
| 31 - 40 | 2 |
| 41 - 50 | 4 |
| 51 - 60 | 6 |
| 61 - 70 | 13 |
| 71 - 80 | 22 |
| 81 - 90 | 18 |
| 91 - 100 | 15 |
| Jumlah | 80 |
Dari data tersebut dapat diketahui:
Kelas modal = kelas kelima (lihat
jumlah frekuensi yang paling banyak)
b = 70,5
b1 = 22 – 13 = 9
b2 =
22 - 18 = 4
p = 10
MEDIAN
Median adalah data yang berada ditengah jika banyak data
ganjil, apabila jumlah data genap maka untuk mencari median adalah rata-rata
dua nilai yang berada ditengah.
Contoh :
Dari pengukuran tinggi badan 9 orang diperoleh data: 155:
170: 152: 167: 179: 166: 159: 160: 172
Sebelum
dicari mediannya maka data harus diurutkan dari yang kecil ke yang besar
sehingga diperoleh hasil: 152:
155: 159: 160: 166:167: 170:
170: 172 karena datanya ganjil maka median adalah nilai yang berada ditengah
yaitu 166
Contoh :
Dari
pengukuran tinggi badan 8 orang diperoleh data: 149: 151: 157: 163: 165: 169:
170: 171
Karena jumlah
data genap maka untuk mencari mediannya adalah rata-rata nilai yang ditengah,
yaitu:
Untuk data yang telah
disusun dalam daftar distribusi frekuensi mediannya dapat dihitung dengan
rumus:
Dimana :
b=batas bawah kelas median ialah kelas dimana median akan
terletak
p = panjang kelas median
n = banyak data
F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil
dari tanda kelas median
f = frekuensi kelas median
Contoh:
Kita gunakan data distribusi
frekuensi nilai ujian statistik dari 80 mahasiswa kemudian kita hitung
mediannya
| Nilai | Frekuensi |
|---|---|
| 31 - 40 | 2 |
| 41 - 50 | 4 |
| 51 - 60 | 6 |
| 61 - 70 | 13 |
| 71 - 80 | 22 |
| 81 - 90 | 18 |
| 91 - 100 | 15 |
| Jumlah | 80 |
Setengah dari seluruh data ada 40,
jadi median akan terletak dikelas interval kelima, karena sampai dengan ini
jumlah frekuensi sudah lebih dari 40. Dari kelas median ini didapat:
b = 70,5
p = 10
f = 22
adapun F = 2+4+6+13 = 25, sehingga mediannya adalah:
Setengah dari seluruh data ada 40,
jadi median akan terletak dikelas interval kelima, karena sampai dengan ini
jumlah frekuensi sudah lebih dari 40. Dari kelas median ini didapat:
b = 70,5
p = 10
f = 22
adapun F = 2+4+6+13 = 25, sehingga mediannya adalah:








0 Comments:
Posting Komentar